Senin, 28 Maret 2011

DI 20 TAHUN

belum ada seminggu dari tanggal 22 Maret 2011, belum ada 7 hari usiaku menginjak 20 tahun, jadi belum terlambat untuk membahasnya kan. .:)
kemaren tepat 22 Maret 2011, usiaku sudah 20 tahun,
woww ternyata sudah gag remaja lagi udah kepala dua. . udah jauh banget dari 17 tahun,hehe
hmmh,bingung mw membahas apa ya. . aku bahas kemaren di hari tanggal 22 itu ngapain aja yaa. . kira-kira apa yang spesial di hari itu

aku ngerayain di kampus bareng si thya,si mpik, komisariatku tercinta bareng kader HMI, terakhir di kosan bareng sodara2ku di kos.

aku dikasih sepatu high heels,kata orang-orang "tanda kalo aku sekarang udah menjadi ladies." thanks my BF, adhit..

Arti HUT...
ibarat setiap lembar buku adalah tiap2 hari dalam hidup kita..
ada buku yang tebal, ada buku yang tipis..
ada buku yang menarik di baca, ada yang tidak sama seklai
sekali menulis tidak akan pernah berhenti sampai selesai.
seburuk apapun halamn sebelumnya, selalu tersedia lembar halaman berikutnya yang putih, bersih, baru, tiada cacat...
yang pasti...dengan genapnya 20 tahun usia ku ini, berarti semakin mendekati back cover dari buku hidupku...
thanks Allah. karena masih mengizinkanku memperbaiki kesalahan dan melanjutkan alur cerita yang Kau tetapkan.


begitulah sehari ulang tahunku yang ke 20,
walau hanya 24 jam
tapi bagiku berkesan sekali. .
karena baru kali ini,aku bisa menghargai dan mengerti arti pertambahan usia. .

dan diakhiri dengan membalas wall selamat ulang tahun dari fesbukku.yang tiba-tiba menjadi penuh. .

happy belated birthday sall
have a great day. .=))

Senin, 14 Maret 2011

THE INVENTION OF LYING


Dari film: The Invention of Lying

Lie Is The New Truth...

Release Date:October 2nd, 2009
Director:Ricky Gervais, Matt Robinson
Writer:Ricky Gervais, Matt Robinson
Starring:Ricky Gervais, Jennifer Garner, Rob Lowe, Jonah Hill, Louis C.K., John Hodgman, Tina Fey, Christopher Guest, Jeffrey Tambor, Nate Corddry, Patrick Stewart, Jason Bateman
Studio:Warner Bros. Pictures
Genre:Comedy

The invention of lying! judul yang unik bukan, karena memang, film film dengan konsep “out of the box” memang saya sukai, film film yang punya ide absurd tapi dapat dikemas dengan unik! tidak banyak bicara, film ini adalah film yang ditulis, disutradarai, dan dimainkan oleh ricky gervais, hmmm, dia merupakan aktor british yang lucu menurut saya, tentu saja filmnya pun kebanyakan komedi.

Di tempat di mana kebohongan tak pernah ada, seorang pria yang mampu berbohong berhasil mendapatkan keuntungan besar dari dusta yang ia ceritakan. Itulah yang dialami oleh oleh seorang pecundang bernama Mark (Ricky Gervais). Paling tidak semuanya berjalan mulus sampai semuanya berada di luar kendali Mark.
Entah dari mana Mark mendapat kemampuan untuk berbohong di saat tak ada seorang pun yang bisa melakukannya. Dalam waktu singkat Mark melihat ada prospek mendapat keuntungan besar dari kemampuannya yang tak dimiliki oleh orang lain ini. Jelas saja, cerita bohong yang disampaikan terdengar jauh lebih menarik dibanding kenyataan yang selama ini ada dan tak ada yang tahu kalau cerita itu hanya bohong karena tak ada orang yang kenal kata bohong.
Awal yang sudah berjalan baik ini tak disia-siakan Mark. Celakanya, karena semua orang menganggap cerita bohong Mark adalah kenyataan maka semua orang pun mempercayainya. Pelan tapi pasti, keadaan yang awalnya berpihak pada Mark mulai tak bisa lagi dikendalikan dan Mark terlibat masalah berat dengan segala kebohongannya.

Film yang bercerita ketika umat manusia sudah tidak pernah mengatakan kebohongan, yang orang-orang bicarakan semuanya adalah jujur, mutlak, tidak ada tambahan sana sini, tidak ada fiksi semua fakta! dan akhirnya ada seorang pria bernama mark (gervais) yang baru mengalami hari sialnya, yaitu diacuhkan di kencan yang dia sudah lama dambakan bersama dengan wanita idamannya anna (garner) kemudian esoknya dipecat dari kantornya tempat dia menjadi seorang scriptwriter, dan akhirnya hampir diusir dari apartementnya karena uang sewanya sudah hampir habis, di tengah keputusasaan tersebut, mark ketika ingin mengambil seluruh uangnya yang tersisa di bank dia pun mau tidak mau harus menghadapi kenyataan bahwa uangnya tinggal 300 dollar lagi, tapi entah mengapa ada keinginan kuat di benak mark agar dia bisa mengatakan uangnya ada 800 dollar lagi, dan voila! hal itupun tiba tiba terjadi, mark bisa berbohong! dan tentu saja teller bank tersebut percaya, karena film ini bersetting dimana semua orang pasti berkata jujur dan sudah pasti semua orang akan percaya yang orang bicarakan. hal tersebut membawa perubahan besar bagi mark, karena sekarang dia bisa mengatakan apapun walaupun tidak benar perkataanya dan orang lain akan tetap percaya, hingga akhirnya dia dihadapkan dengan suatu masalah, ketika mark mempunyai ibu yang sudah sekarat dan tidak tega melihat ketakutan di raut muka ibunya akan kematian, maka mark menceritakan hal hal yang menyenangkan yang akan terjadi jika orang telah meninggal dia akan pergi ke suatu tempat menyenangkan, hal tersebut tentu bagi mark adalah suatu perbuatan untuk menenangkan ibunya yang takut akan kematian dan tentunya ibunya percaya, tapi dokter yang ada di ruangan tersebut mendengar perkataan mark dan percaya juga, hingga akhirnya banyak orang berbondong bondong pergi kerumah mark untuk mengetahui kemanakah orang akan pergi ketika sudah meninggal?

Mungkin sinopsis diatas cukup memberikan gambaran akan kemanakah alur cerita ini, tapi mungkin pesan moral yang saya dapat adalah bahwa the invention of lying benar benar sebuah film yang “menyindir” ketika orang harus berkata jujur dari apa yang dilihatnya secara fisik, mungkin anda ingat pepatah “don’t judge the book by its cover” nah mungkin itu yang ingin disampaikan di film ini, bahwa kenyataan bukan selalu yang terlihat dari luar, tapi apa yang berasal dari dalam dan perasaan seseorang, bukan cantik maupun tampan, bukan miskin maupun kaya, tapi kepribadian, perilaku yang dimiliki seseorang, mungkin film ini “menyindir” generasi yang ingin selalu sempurna “by its looks”, tapi mereka melupakan esensi penting dari kepribadian seseorang, jadi menurut saya film ricky gervais ini adalah sebuah komedi yang lumayan ada unsur satirenya, walaupun begitu, film ini lumayan menghibur saya sekaligus mengocok perut saya, so, ini film santai untuk malam yang santai.

Minggu, 06 Maret 2011

MALAS, MALAS, DAN MALAS

Saya ini orang yang total. Kalau mengerjakan sesuatu, biasanya total. Jadi kalau saya sedang rajin, saya ini rajiiiiiiiinnnnn sekali. Saya bisa kerja dari pagi sampai malam. Tapi kalau saya sedang malas, anda bisa menebak sendiri kata-kata selanjutnya. Iyak, Hmmm saya bisa jadi malaaaaaaaaasssss sekali.

Saya hari ini sudah hampir seharian tidak keluar rumah. Dari semalam sampai matahari naik setinggi ubun-ubun, saya masih saja tergeletak seperti orang yang hampir meninggal di tempat tidur. Jam 12:54 siang, mata saya juga masih saja mau merem lagi. Dan lucunya sepanjang saya tiduran dan tidur beneran di kasur saya yang busa tapi murahan ini, saya kok ya bisa-bisanya tetap bermimpi. Mimpi beneran lho, itu bukan metafor.
Biasanya, saat saya sedang malas seperti ini tidak ada seorang pun yang bisa mengganggu saya. Jika diganggu, hmmm saya tidak segan-segan mengucapkan kata yang menrut saya lumayan kasar agar si penggangu tau kalo saya sedang TIDAK INGIN DI GANGGU. Sikap saya itu sudah sangat sering terbukti menyebabkan orang-orang di sekitar saya marah dan kadang-kadang tersinggung mungkin. Tapi saat sedang tidak malas seperti ini…saya lumayan baik, ramah, sopan, dan rajin. Bahkan saya bisa melakukan apapun untuk orang lain yang butuh bantuan saya walaupun kadang-kadang tak masuk akal.
Hufffh, balik lagi ke keadaan malas saya sekarang ini… hal yang paling ampuh membuat saya bangun dari tempat tidur adalah: rasa lapar. Anehnya, saya sama sekali tidak merasa lapar, bahkan sampai saat ini. Fenomena apakah ini??

Tapi saya malas juga kalau saya sebentar lagi merasa lapar, karena saya malas sekali mencari makan. Saya ingat-ingat lagi, semalam saya makan apa, mungkin rahasianya terletak di situ.
Semalam, karena MALAS mencari makan, saya cuma makan mie instan dan roti tawar, lalu saya minum segelas susu, minum air putih, makan pisang sale, dan sepotong kecil coklat. Adakah yang sekiranya mencurigakan?? Saya kira tidak.

Saat ini saya tidak punya keinginan makan pagi, atau makan siang. Saya cuma khawatir kalau-kalau nanti saya lapar, karena hal itu akan mengusik kemalasan saya. Tapi rasa khawatir kalau nanti saya lapar itu juga tidak mendorong saya untuk bangun. Satu-satunya hal yang berhasil membuat saya bangun, dan duduk di sisi tempat tidur sekarang ini, adalah keinginan saya untuk menggerakkan jari untuk menulis.

Saya mandi teratur. Makan juga teratur. Minum juga teratur. Nyuci baju, bersih-bersih lantai, nyuci piring. Selain aktivitas-aktivitas itu, nginternet juga jalan terus, kerja bikin karya tulis, dan kalau bosan, aktivitas tersebut saya selingi dengan menonton dvd dan film dokumenter dari Google.

Saya tidur pada pukul dua pagi dan saya bangun kira-kira saat shalat subuh. Melirik jam di handphone sebentar, lalu tidur lagi sampai jam sembilan. Jam sembilan saya dengar rutinitas yang seperti biasa terjadi di depan kos saya, tepatnya di kosan putra sebelah kosan saya.. berupa: sekumpulan ibu rumah tangga pada jongkok di jalanan cerita ini itu.. macam arisan saja. Saya bisa mendengar mereka khasak khusuk suaranya campur aduk satu sama lain. Saya terganggu. Tapi saya tidak peduli, toh saya tidak akan keluar rumah dan menampakkan diri saya di hadapan mereka pagi itu karena saya sedang melancarkan acara “Ngendon di Dalam Kamar” Tapi, walaupun saya tidak sedang melancarkan acara “Ngendon di Dalam Kamar”, saya juga ogah menampakkan diri di depan ibu-ibu tersebut. Tidak ada kepentingan dan tidak ada keinginan. He he he..

Tadi pagi saya punya keinginan keluar kamar. Saya mau liat2 keadaan kamar teman-teman lain di kosan. Setelah hujan pagi hari reda, (entahlah hujan atau tidak..rasanya seperti hujan) pukul 10 lewat beberapa menit saya membuka pintu kamar. Tidak beruntungnya, karena saya berpapasan dengan seorang teman kosan saya yang baru keluar kamar juga. Kita memang bersebelahan kamar. Seorang adek tingkat di kampus. Seseorang yang termasuk orang yang saya hindari, bahkan anak2 kamar lain juga menghindarinya jika tidak ingin menjadi migrant. Ha..hahhaa..ha pokok men nih anak aneh bin ajaib..dibilang polos ga polos..hmm sok kenal sok deket gtu lah…keselnya lagi udah hampir setaon nih adek kos disini, blm juga dy ngerti kalo anak2 dikosan punya respon miring sama dy, apalagi respon saya ke dy. Udahan dlu ngebahas nih anak… tar malah kesenengan nih anak diomongin (Kok bs kesenengan??? hahahaa susah deh mendeskripsikan nih orang. Kalo udah ketemu yang kayak gini… Cuma bisa blg “kok ada orang kayak gini ya…???”)

“Mbak ada di kamar toh? Saya pikir nggak pernah ada dikamar.” (dengan aksen ‘medok jawa’ medooook bangeeeet..hahahaaa)
“Iya. Saya ada di rumah kok. Sudah tiga hari di dalam terus. Saya nggak keluar.”
“Ooh.. kok kelihatannya nggak pernah ada orangnya.”
Saya tersenyum. Pikir saya: “Emang mesti sliwar sliwer biar dilihat kalau saya ada di rumah, gitu ya? Apa perlunya?”
“Kok tumben ada dikamar gitu mbak?”
Yaaa elaaah ni anak…saya maen diluar terus-terusan salah..saya dikosan juga salah. Errrgggh.

Saya berpikir. Heran. Saya nggak pernah keluar, nggak pernah mengganggu orang-orang di lingkungan saya. Tapi kok nih orang melihat saya dengan curiga ya? Apa karena saya lumayan penyendiri? Apakah karena saya terlihat melakukan semuanya sendiri, dan ini tampaknya tak wajar? Atau karena saya beraktivitas di kamar terus dan tidak berisik sehingga tampak macam teroris? Teroris.. apa mungkin saya ada tampang teroris ya? Mungkin mereka pikir jaringan teroris itu mengubah strategi operasinya, mereka sekarang menggunakan cewek-sewek imut untuk melancarkan operasinya, karena cewek imut jauh dari kecurigaan sangkaan sebagai subyek yang terlibat dengan jaringan teroris. Hmm.. muter-muter ya kalimatnya? Ho oh. Bodo ah..

Yang bener aja!!!


Inilah hal yang saya kurang sukai dari tinggal di kosan yang seperti ini??
Selalu ada kewajiban-kewajiban sosial yang dibuat-buat. Ada prasangka-prasangka dan kontrol sosial yang keliwat melanggar batas privasi individu.
Kalau saya lihat-lihat, saya ini adalah tipe manusia yang senang berstatus invisible. Tidak suka keramaian. Urusan saya ya punya saya saja, dan saya tidak akan mengganggu orang lain. Saya mau pulang seminggu sekali, ya urusan saya. Saya mau diam-diam saja di rumah, urusan saya. Saya mau nggak buka pintu depan tapi pintu belakang saja, itu juga urusan saya.
Saya bayar kosan, saya bayar listrik. Saya bayar internet saya sendiri. Semua rutin tiap bulan. Saya manusia bebas. Kok Mbak Medok itu sewot lantas nanya-nanya saya macam Polwan? Petugas sensus saja tidak segalak itu. Walah..walaah beneran bentar lagi migrant nih…

Cukup antisosial kah saya?? Ember.

Lama-lama saya pikir saya paling cocok saja tinggal di tempat sangat privat yang bernama apartment. Hua ha ha ah ah…duit dari manee???
Singkat kata, saya akan lanjutkan cerita tentang rencana bermalam dan ngendon di kamar selama yang saya mau. Nah, saya sudah persiapkan segala sesuatu untuk sukses menjalankan acara “Ngendon di Dalam Kamar”, dari mulai membeli berbagai macam bahan makanan siap/cepat dikonsumsi yang terdiri dari buah-buahan, roti, selai, susu, butter, mie instan (saya benci mie instan, tapi kali ini saya sediakan juga), dan telur. Beras.. Hmm.. saya tidak sedia beras. Tahu nggak kenapa sebabnya? Ya, karena saya bukan seorang penjual beras. Selain itu, percuma rasanya punya stok beras karena saya tidak piara ayam, dan saya tidak punya rice cooker untuk mengubah beras menjadi nasi.Kalau ada yang bilang: “kenapa nggak masak nasi pakai dandang atau panci?”, akan saya jawab: “Cerewet ah, namanya aja lagi males!”

Nah, selain menyetok bahan makanan untuk beberapa hari, berhubung salah satu teman saya yang bernama Mas Dodi mempunyai bisnis sharing internet, saya daftar deh jadi salah satu anggotanya. Sebulan bayar Rp 100.000. Wah..senangnya hati saya. Apalagi setelah tahu bahwa koneksi internet yang digalakkan oleh ‘Mas Dodi and Crew’ itu lumayan cepat; yaaah walaupun tidak melebihi kecepatan koneksi internet mobile 3.5 G. Yee.. yang penting lumayan murah laaah…sesuai prinsip ekonomiku, kerenan koneksi internet yang baru saja saya miliki ini dong. Wek!). Nah, kawan-kawan, saya ulangi lagi bahwa saya sangat senang karena keanggotaan saya sebagai pelanggan internet, membuat saya lebih optimis bahwa saya bisa melangsungkan acara “Ngendon di Dalam Kamar Kos”. Bahkan saya tidak perlu ke kampus, karena saya libur kuliah selama 3 hari..dari hari sabtu, minggu, dan senin. Tataratat ta taaaaaat…. Terima kasih Mas Dodi.. cukup memperbaiki mood.

Hmm… sudah jam 13:20 siang.

Semoga saya tidak lapar sampai pukul 6 sore.

Saya mau ke toilet, mandi, shalat zuhur, lalu ke tempat tidur dan menggeletak lagi.