Kamis, 05 Juli 2012

Ikhtiar Seorang Ridho

Separuh hari ini hampir kuhabiskan beradaptasi dengan Ridho yang sangat asing bagiku. Aku juga merencanakan berbagai program kedepannya. Aku juga sudah merencanakan bahwa aku akan tetap melaksanakan sholat sunnah dhuha setiap hari. Aku ingin memberi surprise buat diriku sendiri, Ridho, gadis kecil yang berusaha survive yang kutemui hari ini di depan cermin.

Sehabis mencuci baju aku bergegas mengajak Ridho untuk sholat dhuha, mendekatkan Ridho kepada Sang Pemberi Rizeki, untuk berbincang dalam doa, untuk mengucap permohonan dalam ikhlas, untuk membalas kasih dalam syukur. Tapi sayang semua sel tubuhku tidak berkehendak sholat dhuha, salah satu organ tubuhku bahkan mengajak Ridho menonton tayangan telivisi. Alasannya mungkin saja kali ini ada tayangan yang sayang untuk dilewatkan.

Akhirnya aku hanya berdua saja dengan Ridho yang tidak berkehendak untuk sholat. Aku dan Ridho kali ini tidak sholat, karena kami berpikir bisa melakukannya esok hari saja ketika benar-benar membutuhkan bantuan Sang Pencipta. Tapi yang membuatku sedikit gelisah, Ridho yang lain yang berkehendak sholat tak kunjung tampak. Padahal aku tahu, ada banyak kegelisahan yang akan segera menyusul setelahnya. Mungkin kegelisihan ini bisa lenyap jika Ridho melaksanakan sholat. Selesai berpikir aku bergegas mengambil air wudhu.

Aku dan Ridho masih melihat-lihat diriku di cermin, siapa tahu Ridho yang lain yang tidak berkehendak tampak kembali. Perlu kuberi penjelasan dulu Ridho tersebut agar punya niat untuk beribadah. Tapi sudah hampir habis kesabaranku, Ridho tersebut tetap tak aku temui.

Akhirnya aku dan dirku entah yang mana memutuskan untuk segera shalat dhuha.

###

Beduk tanda Imsak terdengar, sebentar lagi Azan subuh. Aku memutuskan untuk sholat subuh dengan warga di mushola kampung sekalian menemani mereka mengaji sampai pagi. Aku sengaja tetap membawa sesuatu yang hendak kuberikan buat Ridho untuk antisipasi kalau nanti ketemu Ridho yang lain yang tidak berkehendak mengaji disana.

Ei…benar saja, ternyata ketika selesai aku sholat subuh aku melihat gadis kecil Ridho. Tapi kali ini hanya bersama Ridho yang sudah agak dewasa, tampaknya dari kerutan dahi aku bisa menebak kalau Ridho sekarang adalah seperti kakak-kakakku yang mulai banyak berpikir, aku sendiri tak mengenali Ridho.

“Assalamualaikum”, sapaku dan dibalas “Waalaikumsalam” oleh Ridho.

“Wah, sedang tidak ingin mengaji?” tanyaku.

“Nanti nyusul santai aja!” jawab gadis kecil ini.

Ketika aku selesai sholat di mushola. Ridho mulai melipat sejadah dan melepaskan perlengkapan sholat. Ridho tampak mengambil Al Quran dari tas mukena. Lalu aku melihat Ridho tampak berusaha memasukkan kembali Al Quran berwarna kuning yang dipegangnya.

“Hei kemari!” aku memanggil gadis kecil itu sambil melambaikan tangan. Tapi tampakannya Ridho agak ragu untuk menemuiku. Aku tetap memanggilnya beberapa kali sambil tetap melambaikan tangan.

Akhirnya Ridho menemuiku.

“Ini, aku mau kasih tahu sesuatu, Al Quran sudah di tangan, bisa langsung dibuka dan dibaca yah!” ujarku.

Gadis kecil ini hanya mengangguk tanda mengiyakan. Dengan cekatan, tanpa kerutan di dahi, tanpa banyak berpikir, Ridho mengambil kembali Al Quran yang tampaknya baru setengah masuk ke dalam tas mukena. Ridho mengeluarkan kembali Al Quran. Kubuka dengan cepat dan akhirnya kubaca sebelum Ridho berubah pemikiran. Ridho sudah membaca Al Quran. Gadis ini menjadi tampak semakin cantik dan terlihat bahagia. Sangat cantik tersenyum dengan jilbab kuning bermotif sedikit hiasan bunga di sisi bawah dan kepala.

“Gimana, bahagia setelah membaca Al Quran?”, tanyaku kepadanya. Tapi aku mendapati gadis mungil ini, menangis sesegukan. Yah Tuhan, kenapa Ridho menangis yah? Hatiku menjadi sedikit ciut.

Tapi diselah-selah tangisnya dia mengucapkan terima kasih….”Terima kasih!” Ridho sangat bahagia hari ini….”Terima kasih!” ucap gadis kecil ini.

Aku sejenak terdiam. Jujur aku sempat bingung dan hatiku ciut ketika gadis ini tadi menangis. Tapi aku tahu, sebenarnya dia sangat gembira.

Ketika esoknya selesai sholat subuh, Ridho mulai membaca Al Quran, diam-diam aku menoleh kearah Ridho. Kulihat gadis kecil ini tampak merona. Wajahnya begitu ceria. Aku lihat dia sangat bersemangat untuk mulai membaca Kitab Suci.